Laman

Sabtu, 05 November 2011

DAN PERTANYAAN PUN ADA KELASNYA


Pertanyaan ternyata memang punya kelasnya masing-masing. Pertanyaan untuk anak SD tentu berbeda dengan pertanyaan untuk anak SMP. Begitu pula pertanyaan untuk SMP tentu tidak sama dengan SMU. Dan itupun yang saya alami saat ini. 

Dimulai saat SMU kelas tiga, pertanyaan yang saya terima adalah, lulus SMU mau kuliah dimana
Saat lulus kuliah, pertanyaan yang saya terima adalah mau kerja dimana
Saat pekerjaan sudah di tangan, pertanyaan selanjutnya adalah kapan menikah?

Namun, pertanyaan kapan menikah hanya berlaku bagi mereka yang sudah mengenal saya. Bagi yang belum kenal atau yang baru kenal bukan itu pertanyaan. 

Beberapa tahun yang lalu pertanyaan untuk saya adalah putranya berapa? Ha..ha... senyum kecut banget saya pada waktu itu. Gimana punya anak. Punya suami aja belum (runtukku dalam hati). Namun, dengan berjalannya waktu sepertinya saya sudah mulai "terbiasa" dengan pertanyaan itu. Bahkan saya sudah mulai menikmati setiap orang yang saya jumpai memanggil saya dengan sebutan "ibu". Pedagang sayur langganan saya di pasar, tukang parkir, tukang bakso, pelayan di toko, kasir, dokter... semuanya memanggil ibu

Yang membuat resah saya saat ini adalah, bahwa ternyata pertanyaan untuk saya sudah naik kelas lagi. Beberapa orang yang baru saya kenal, sudah jarang yang menanyakan putranya berapa.
Tapi pertanyaan mereka sekarang adalah, Putranya Kelas berapa Bu? Lengkap sekali. Mungkin mereka menganggap anak saya sudah besar-besar. Kadang sambil setengah sewot (sewot dalam hati maksudnya) "saya jawab, anak saya yang paling besar sudah lulus STM" (murid saya waktu saya masih di Bandung dan mengajar di TPA memang sudah ada yang kuliah lho). Ha..ha... berarti saya memang cocok dengan pertanyaan itu (sekali lagi sambil senyum kecut).

Tapi yang lebih bikin nyesek adalah ketika saya menjawab dengan jujur. "Wah... saya belum menikah buk." Ada juga yang berkomentar, "Terlalu pilih-pilih sih." 
"Ciaaaaaaaat dezeeegggh!!!" rasanya ingin meng-karate orang itu. "Please dweh urus urusan nya sendiri aja ya!!!" batinku. Lagi-lagi cuma bisa ngebatin. Pakai ilmu kebatinan. Dan semoga terhindar dari tekanan batin ^______^

Yaaaaah.. begitulah. Pertanyaan memang ada kelasnya. Dan kita tidak bisa melarang seseorang untuk bertanya.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar