Hari
yang saya nanti akhirnya datang juga. Rabu, 11 Mei 2016 jam 14.30 kami
sudah berkumpul di Masjid Alfairus. Dua buah koper besar sudah berangkat
sejak dua hari yang lalu. Sedangkan dua buah travel bag ukuran
sedanglah yang akan menemani saya dan mamah sepuluh hari kedepan.
Suasana
di Masjid Alfairus bukan main ramainya. Tempat parkir penuh dengan
mobil jamaah dan yang mengantar. Di teras dan di masjid penuh dengan
para pengantar. Tidak menyangka ternyata pengantar jamaah umroh sama
ramainya seperti mengantarkan jamaah haji.
Masing-masing jamaah umroh diantar oleh sanak saudara mereka. Termasuk saya dan mamah. Yang mengantar kami adalah mba Lis (kakak tertua), Ceria (adik saya) dan Afaf keponakan saya. Sedangkan kakak-kakak saya yang lainnya dan keponakan-keponakan saya menunggu di Stasiun Pekalongan.
Pelepasan jamaah umroh dilakukan setelah sebelumnya kami sholat ashar berjamaah dan dilanjutkan dengan doa bersama, memohon keselamatan, kesehatan, kelancaran dalam melaksanakan ibadah umroh.
*Teman, suasana saat itu, benar-benar mengharukan.
Dari Masjid Alfairus, rombongan bergerak menuju Stasiun Pekalongan. Dari Stasiun Pekalongan kami akan menuju Jakarta dengan menaiki kereta Argo Muria yang akan berangkat pukul 5 sore tujuan Stasiun Gambir dan berlanjut menginap semalam di Hotel Zest.
*Teman, alhamdulillah dalam perjalanan ini saya mendapat bonus. Ternyata, letak Stasiun Gambir dekat dengan Monas. Jadi, saya mendapat bonus dapat melihat indahnya Monas di malam hari, juga bisa melihat Masjid Istilqlal live di depan mata. MasyaAllah....
Kamis, 12 Mei 2016 jam 10.00 kami cek out dari Hotel
Zest. Perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Internasional Soekarno
Hatta. Lagi-lagi saya takjub. Karena ini adalah kali pertama saya ke
Bandara Internasional Soekarno Hatta dan kali pertama naik pesawat
terbang. Jangan tanyakan bagaimana perasaan saya saat itu. Pastinya
deg-degan, penasaran, exited, bahagia... semua menjadi satu. INI SEPERTI
MIMPI.
Penerbanganan
kami menggunakan Pesawat Saudia dengan lama penerbangan sekitar 9 jam.
Berangkat jam 13.00 WIB dan diperkirakan sampai di Bandara Internasional
King Abdul Aziz sekitar pukul 19.00 WKSA.
Subhanallah... walhamdulillah.... wa laa ilaha
illallah pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan selamat di Bandara
Internasional King Abdul Aziz di kota Jeddah. Saya sudah di Saudi
Arabia. Saya cubit lengan saya. Sakit... INI BUKAN MIMPI.
Meski baru saja melalui perjalanan yang panjang, namun rasa lelah itu tak ada. Yang ada adalah perasaan bahagia dan tentunya rasa tak sabar untuk segera berjumpa dengan Baitullah.
Setelah proses imigrasi selesai, semua jamaah segera
mengganti pakaian mereka dengan pakaian ihrom untuk melaksanakan umroh.
Dilanjutkan dengan sholat sunat Ihrom dua rakaat.
Selanjutnya, dengan menaiki bis yang telah disediakan kami melanjutkan perjalanan menuju kota Mekkah. Tidak langsung ke Masjidil Harom, tapi ke hotel dulu untuk cek in, meletakkan barang baru setelah itu ke Masjidil Harom untuk menunaikan ibadah umroh. Lama perjalanan yang kami tempuh dari kota Jeddah ke kota Mekkah sekitar 1 jam. Niat umroh kami lafazkan di dalam bis. "Labbaik Allahumma 'umrotan. Nawaitu 'umrota wa ahromtu biha lillahi ta'ala."
Memasuki kota Mekkah, dari jauh tampak Mekkah Royal Clock Tower menjulang tinggi. Bangunan yang biasanya hanya saya lihat di televisi, di kalender dan di internet kini ada di depan mata saya. Gagahnya....
Di Mekkah saya dan jamaah umroh lainnya menginap selama 5 hari di hotel Dar El- Eiman Muhajirin. Letak hotel ini sekitar 450 m dari Masjidil haram. Di Mekkah, selain di bimbing oleh Ustadz Machrus dan Ustadz Hasanudin, kami juga didampingi oleh beberapa pendamping yaitu Mba Nabila, Mas Fuad, Mas Iman dan Mas Aril.
Setelah pembagian kamar dan meletakkan barang-barang ke dalam kamar dan beristirahat sejenak kami pun bersiap untuk melaksanakan umroh. Semua jamaah berkumpul di lobi hotel. Kami mendapat pengarahan singkat, mulai dari rute dan nomor pintu Masjidil Harom yang akan sering kita masuki. Rasanya sudah tidak sabar ingin segera kesana.
Bismillah... Labaikallah humma labbaik....
Sepanjang perjalanan, jantung saya berdegup kencang. Dada terasa sesak. Entah mengapa, rasanya tegang akan berjumpa dengan Baitullah. Tasbih, tahmid dan takbir tak henti terucap. Meski tengah malam, namun rombongan umroh dari mana-mana tetap memenuhi jalan.
Pelan namun pasti bangunan megah Masjidil Harom nampak semakin dekat... dekat dan dekat. Bahkan kini benar-benar ada di depan mata saya. "Allahumma antassalam, wa minkas salam, fahayyina robbana bissalam, wa adkhilnal jannata darassalam, tabarokta robbana wata 'alaina ya dzaljalali wal ikrom. Allohummaftahli abwaba rohmatika. Bismillahi walhamdulillahi washsholatu wassalamu ala rosulillah." Merinding... dan saya semakin gugup.
Kami terus berjalam memasuki Masjidil Harom. Terus dan terus berjalan. Hingga... bangunan dengan penutup kain hitam itu gagah berdiri di depan saya. Tangis saya seketika itu pecah. Allahu Akbar... bangunan ini benar-benar nyata dihadapan saya. Dan seketika itu saya teringat ayah saya yang telah tiada. Bahkan ketika saya melihat sekeliling saya, hampir semua jamaah umroh Alfairus menitikkan air mata. SAYA YAKIN INI BUKAN MIMPI.
Bersambung Part 5
Part 3
Part 2
Part 1
Masing-masing jamaah umroh diantar oleh sanak saudara mereka. Termasuk saya dan mamah. Yang mengantar kami adalah mba Lis (kakak tertua), Ceria (adik saya) dan Afaf keponakan saya. Sedangkan kakak-kakak saya yang lainnya dan keponakan-keponakan saya menunggu di Stasiun Pekalongan.
Pelepasan jamaah umroh dilakukan setelah sebelumnya kami sholat ashar berjamaah dan dilanjutkan dengan doa bersama, memohon keselamatan, kesehatan, kelancaran dalam melaksanakan ibadah umroh.
*Teman, suasana saat itu, benar-benar mengharukan.
Dari Masjid Alfairus, rombongan bergerak menuju Stasiun Pekalongan. Dari Stasiun Pekalongan kami akan menuju Jakarta dengan menaiki kereta Argo Muria yang akan berangkat pukul 5 sore tujuan Stasiun Gambir dan berlanjut menginap semalam di Hotel Zest.
*Teman, alhamdulillah dalam perjalanan ini saya mendapat bonus. Ternyata, letak Stasiun Gambir dekat dengan Monas. Jadi, saya mendapat bonus dapat melihat indahnya Monas di malam hari, juga bisa melihat Masjid Istilqlal live di depan mata. MasyaAllah....
Di dalam kereta api |
Cek out dari Hotel Zest |
Pengalaman pertama naik pesawat. Deg-degan |
Di Bandara Internasional King Abdul Aziz |
Meski baru saja melalui perjalanan yang panjang, namun rasa lelah itu tak ada. Yang ada adalah perasaan bahagia dan tentunya rasa tak sabar untuk segera berjumpa dengan Baitullah.
Antri saat pemeriksaan keimigrasian |
Selanjutnya, dengan menaiki bis yang telah disediakan kami melanjutkan perjalanan menuju kota Mekkah. Tidak langsung ke Masjidil Harom, tapi ke hotel dulu untuk cek in, meletakkan barang baru setelah itu ke Masjidil Harom untuk menunaikan ibadah umroh. Lama perjalanan yang kami tempuh dari kota Jeddah ke kota Mekkah sekitar 1 jam. Niat umroh kami lafazkan di dalam bis. "Labbaik Allahumma 'umrotan. Nawaitu 'umrota wa ahromtu biha lillahi ta'ala."
Memasuki kota Mekkah, dari jauh tampak Mekkah Royal Clock Tower menjulang tinggi. Bangunan yang biasanya hanya saya lihat di televisi, di kalender dan di internet kini ada di depan mata saya. Gagahnya....
Di Mekkah saya dan jamaah umroh lainnya menginap selama 5 hari di hotel Dar El- Eiman Muhajirin. Letak hotel ini sekitar 450 m dari Masjidil haram. Di Mekkah, selain di bimbing oleh Ustadz Machrus dan Ustadz Hasanudin, kami juga didampingi oleh beberapa pendamping yaitu Mba Nabila, Mas Fuad, Mas Iman dan Mas Aril.
Setelah pembagian kamar dan meletakkan barang-barang ke dalam kamar dan beristirahat sejenak kami pun bersiap untuk melaksanakan umroh. Semua jamaah berkumpul di lobi hotel. Kami mendapat pengarahan singkat, mulai dari rute dan nomor pintu Masjidil Harom yang akan sering kita masuki. Rasanya sudah tidak sabar ingin segera kesana.
Bismillah... Labaikallah humma labbaik....
Sepanjang perjalanan, jantung saya berdegup kencang. Dada terasa sesak. Entah mengapa, rasanya tegang akan berjumpa dengan Baitullah. Tasbih, tahmid dan takbir tak henti terucap. Meski tengah malam, namun rombongan umroh dari mana-mana tetap memenuhi jalan.
Pelan namun pasti bangunan megah Masjidil Harom nampak semakin dekat... dekat dan dekat. Bahkan kini benar-benar ada di depan mata saya. "Allahumma antassalam, wa minkas salam, fahayyina robbana bissalam, wa adkhilnal jannata darassalam, tabarokta robbana wata 'alaina ya dzaljalali wal ikrom. Allohummaftahli abwaba rohmatika. Bismillahi walhamdulillahi washsholatu wassalamu ala rosulillah." Merinding... dan saya semakin gugup.
Kami terus berjalam memasuki Masjidil Harom. Terus dan terus berjalan. Hingga... bangunan dengan penutup kain hitam itu gagah berdiri di depan saya. Tangis saya seketika itu pecah. Allahu Akbar... bangunan ini benar-benar nyata dihadapan saya. Dan seketika itu saya teringat ayah saya yang telah tiada. Bahkan ketika saya melihat sekeliling saya, hampir semua jamaah umroh Alfairus menitikkan air mata. SAYA YAKIN INI BUKAN MIMPI.
Bersambung Part 5
Part 3
Part 2
Part 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar