Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua jasamu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti trima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kegelapan
engkau patriot pahlawan bangsa
tanpa tanda jasa.
Semua pasti tahu lagu Hyme Guru. Begitupun saya. Sejak sekolah dasar saya sudah hafal lagu ini. Bahkan saat di bangku sekolah menengah atas saya pernah bergabung dalam sebuah paduan suara di sekolah yang selalu tampil pada saat acara wisuda kakak-kakak kelas III. Lagu ini seakan menjadi lagu wajib pada saat acara perpisahan.
Menyanyikan lagu ini di moment perpisahan selalu membawa kesan tersendiri. Namun, kesan itu akan hilang begitu saja dengan selesainya acara perpisahan.
Kini, setelah sekian belas tahun tidak menyanyikan lagu itu, baru saya benar-benar meresapi setiap bait lagu tersebut.
Saya patut berbahagia memiliki seorang guru yang betul-betul mengabdikan seluruh hidupnya untuk dunia pendidikan. Guru yang betul-betul menjadi pelita dalam kegelapan. Menjadi embun penyejuk dikala saya gundah dan tak tahu harus bertindak.
Beliau adalah Guru ku tercinta almarhumah Hj Rugayah Shahab. Lebih dari 50 tahun beliau mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini. Kepiawaian beliau dalam mendidik dan memimpin institusi pendidikan dalam hal ini Taman kanak-kanak tidak ada yang meragukan. Setelah beliau pensiun pun, beliau masih dipercaya sebagai pengawas TK dan Kelompok Bermain tempat saya mengabdi.
Hampir satu setengah tahun saya dibawah bimbingan beliau. Berawal dari kepala sekolah saya terdahulu yang mengundurkan diri secara mendadak dari jabatannya. Saya yang mendapat amanah sebagai kepala sekolah baru 100% bingung karena saya sama sekali tidak paham tugas dan wewenang saya sebagai kepala sekolah.
Dengan sabar beliau membimbing saya selangkah demi selangkah. Mengajari saya bagaimana mengisi buku induk, buku klaper, buku kas, buku mutasi dannnnnn tumpukan buku lainnya yang saya sendiri masih aneh membaca nama bukunya.
Saya bukanlah murid yang cerdas. Diawal-awal saya masih sering melakukan kesalahan. Terutama dalam pengisian buku keuangan.
Alhamdulillah, beliau selalu sabar dan telaten dalam mendidik saya. Hingga genap satu tahun kepemimpinan saya, sekolah yang saya pimpin mendapat prestasi sebagai Juara 3 PAUD BERPRESTASI tingkat Jawa Tengah. Itu semua tak lepas dari tangan dingin beliau dalam membimbing dan memotivasi saya dan guru-guru.
Tepat tanggal 1 Muharram 1434 H diusia yang ke 70 tahun, Allah memanggil beliau kembali ke sisi-Nya. Bahkan disaat-saat terakhir dalam hidupnya, beliau baru saja menyelesaikan puasa sunah, masih sempat membaca doa awal tahun, menyelesaikan membaca asmaul husna dan menutup mata sambil membaca syahadat. MasyaAllah... sungguh akhir kehidupan yang sangat indah.
Kini, Guru tercintaku telah tiada. Meninggalkan seribu kenangan yang takkan terlupakan. Sekali lagi terima kasih atas semua bimbingannya Ustadzah Gayah. I love you and i miss u so much :(
Semangat dan dedikasi beliau untuk sekolah tak ada yang mampu menandingi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar