Hari ahad ini benar-benar berkesan bagi saya. Mengapa? Karena hari ini saya benar-benar seperti kekurangan waktu (bener lho). Begini ceritanya...
Dimulai dari pagi hari sekitar jam enam, saya dan mamah pergi ke Pasar Kiaracondong yang letaknya tak jauh dari rumah. Jalan kaki ngga sampai sepuluh menit kita sudah sampai di pasar.
Beberapa barang yang akan kami beli adalah: peuyeum (titipan Mba Tiwi), hui cilembu (titipan Mba dinar), kue donat (buat oleh-oleh sepupu yang akan pulang ke Tanggerang dan aneka bumbu dapur (stok di rumah sudah habis).
Beberapa barang yang akan kami beli adalah: peuyeum (titipan Mba Tiwi), hui cilembu (titipan Mba dinar), kue donat (buat oleh-oleh sepupu yang akan pulang ke Tanggerang dan aneka bumbu dapur (stok di rumah sudah habis).
Wah, udah ngubek-ngubek pasar ternyata tukang hui cilembu ngga jualan, kue donat di langganan mamah juga sudah habis, begitu juga dengan peuyeum. Akhirnya kami memutuskan untung mencari di sepanjang Jalan Kiaracondong yang menuju Stasiun Kiaracondong.
Haduh... ini pasar crowded banget. Pedagang di sepanjang jalan bener-bener bikin jalan macet dan ngga teratur. Kalau ngga hati-hati berjalan kita bisa dicium angkot maupun sepeda motor yang lewat.
Akhirnya, mendekati lintasan kereta api, kami menemukan pedagang peuyeum. Dan untuk bernegosiasi harga, mamah saya lah ahlinya (kalau saya mah ngga tegaan. Ngga ahli dalam tawar menawar). Dan hasil negosiasinya harga peuyeum per kilonya adalah empat ribu rupiah. Kami membeli sepuluh kilo. Lima kilo pesenan Mba Dinar dan lima kilo pesenan Mba Tiwi.
Oke, peuyeum sudah di tangan. Tinggal hui cilembu dan roti yang belum kami dapat. Akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perburuan ke Pasar Kosambi. Tapi sebelumnya kami harus pulang dulu untuk menyimpan peuyeum. Lumayan berat kalau harus kami bawa-bawa ke Pasar Kosambi.
Alhamdulillah, dijalan kami bertemu dengan tetangga yang sedang berjualan nasi kuning dengan gerobaknya. Tanpa harus pulang ke rumah, kami menitipkan barang belanjaan kami yang lumayan berat di gerobak tetangga kami itu hehehe.
Kami menuju Pasar Kosambi dengan naik angkot. Jalananan di pagi ini masih lumayan lengang. Sesampainya di Pasar Kosambi, kami menuju tempat penjual hui cilembu (dalam hal ini, mamah saya tetaplah jagoannya hehehe).
Sip, tak lama hui cilembu mentah sudah di tangan. Harganya tujuh ribu limaratus rupiah perkilo untuk hui cilembu ukuran sedang. Sedangkan untuk yang matang sepuluh ribu rupiah perkilonya.
Peuyeum dan hui sudah didapat. Tinggal roti yang masih bingung. Tapi bukan mamah saya kalau jalan-jalan ngga jajan. Didekat penjual hui, ada warung kupat tahu langganan mamah dan bapak. Kami memutuskan untuk istirahat dan makan kupat tahu dulu.
Kata mamah, yang jual kupat tahu sekarang ini adalah generasi kedua (hmmm... berarti dah cukup lama ya). Ini adalah kali pertama saya makan kupat tahu di pasar kosambi. Dan... tahunya enak banged hehehe...
Setelah kenyang, perjalanan kami lanjutkan kembali. Kali ini mamah sudah memutuskan untuk membeli roti bakar Cari Rasa. Kebetulan pusatnya ada di Pasar Kosambi ini. Wah, saya baru tahu. Biasanya saya beli roti bakar Cari Rasa ini dari mamang-mamang yang keliling dengan gerobak dorong. Ternyata pusatnya di sini tho (sambil manggut-manggut).
Oya, roti bakar Cari Rasa ini sudah berdiri dari tahun 1960 lho. Wah, sudah sangat lama ya. Kata mamah, dari kecil beliau sering diajak ayah (kakek saya) jalan-jalan dan pulang dari jalan-jalan, beli roti bakar Cari Rasa ini.
Isian roti bakar ini juga bervariasi. Ada coklat, keju, selai kacang, selai nanas, susu. Ada yang ukuran kecil, sedang dan besar. Kita juga bisa meminta yang dibakar ataupun tidak. Untuk yang dibakar biasanya dikenai biaya tambahan lima ratus rupiah.
Semua barang sudah didapat. Saatnya untuk pulang. Berbeda dengan saat berangkat, dimana kami harus dua kali naik angkot. Saat pulang kami hanya perlu satu kali naik angkot.
Sampai di rumah, kami belum bisa istirahat. Saya dan mamah akan memasak rendang (ini pesanan adik dan kakak saya di pekalongan).
Beres masak, sahabat saya yang bernama Nining mengabari akan main ke rumah. Alhamdulillah sekitar jam setengah dua siang, Nining beserta suami dan bayi mungilnya sampai juga di rumah (bener-bener terharu sudah menyempatkan mampir untuk menengok mamah dan bapakku).
Kalau sudah ketemuan dengan Nining, semua hal bisa kami bicarakan. Maklum, belum tentu satu tahu sekali kami bisa bertemu.
Sekitar jam setengah empat sore Nining dan keluarga kecilnya pamit pulang (padahal masih pengen ngobrol panjang lebar) tapi karena melihat cuaca yang kurang bersahabat (khawatir hujan deras) akhirnya kami harus berpisah kembali.
Nining pulang, saya pun ikut keluar rumah. Jadwal saya sore ini adalah menuju toko Brownies Amanda yang ada di Rancabolang. Satu kali naik angkot menuju kesana. Karena di toko pusatnya, varian brownies kukus yang tersedia ada bermacam-macam lho.
Hoaaaammm.... Capek banged hari ini. Ngga berhenti dari pagi sampai sore. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk jalan-jalan bersama mamah, bertemu dengan sahabat, dan membeli titipan-titipan saudara. Saatnya istirahat dan packing-packing, karena esok sudah harus kembali ke Pekalongan.
Ortu tinggal di mana teh? bukan di Pekalongan to? wah jalan-jalan terus nih ye.. pasti gak kerasa ya..kerasa capeknya pas udah sore..
BalasHapus