Laman

Jumat, 06 Juli 2012

Hanya empat ribu rupiah PP

Hari keempat di Bandung. Hari ini pingin jalan-jalan di jalan yang dulu sering saya lalui saat jaman-jaman masih kuliah. Salah satunya adalah Jalan Diponegoro.

Di sepanjang jalan tersebut banyak terdapat bangunan kuno peninggalan Belanda. Selain itu, disana juga terdapat Museum Geologi. Meski pernah lima tahun tinggal di Bandung, saya belum pernah main ke sana.

Alhasil jalan-jalan hari ini adalah jalan-jalan dan foto-foto di sepanjang jalan Diponegoro :)

Perjalanan dimulai dengan naik angkot menuju Gedung Sate. Dari rumah ke Gedung Sate hanya menghabiskan ongkos dua ribu rupiah. Di depan gedung sate seperti biasa jiwa narsis saya langsung muncul hehehe... Jepret sana- jepret sini. Kebetulan bersamaan dengan saya juga ada rombongan pelancong dari Jakarta juga sedang sibuk berfoto-foto ria.

Puas mengamati Gedung Sate, saya berpindah lokasi mengambil foto Lapangan Gasibu yang letaknnya tepat di seberang Gedung Sate. Setiap hari Minggu lapangan ini tumpah ruah dengan para pedagang segala rupa.

Gedung Sate

 Gasibu

Perjalanan kami teruskan ke Gedung Kantor Pos Pusat. Letak gedung ini berdekatan dengan Gedung Sate. Bangunan gedungnnya keren banged. Kuno namun sangat cantik, kokoh dan terawat dengan baik. Di seberang Kantor Pos terdapat sebuah taman kota yang bernama "Taman Lanjut Usia". Unik ya. Taman ini adem banget. Maklum banyak pepohonan rindang.

Kantor Pos Pusat

Taman lanjut usia

Perjalanan berlanjut ke Museum Geologi. Di sepanjang jalan menuju museum, bis pariwisata berjejer rapi. Ada yang dari Bogor, dari Pemalang dan yang lainnya.

Pintu masuk museum terlihat penuh. Saya, adik saya dan keponakan saya ikut arus rombongan tersebut. Saya sempat celengak-celinguk mencari loket pembelian tiket masuk. Tapi kok ngga nemu ya? Apa gratis??? Sempat bertanya-tanya namun tidak menemukan jawabannya. Akhirnya kami masuk free tanpa membeli tiket hehehe...



Museum ini terdiri dari 2 lantai. lantai pertama terdiri dari proses terbentuknya bumi, kehidupan sebelum adanya peradaban manusia, jaman manusia purba dan masih banyak lagi. 

Di dalamnya terdapat artefak-artefak dari belahan dunia lainnya. Juga terdapat bermacam-macam fosil mulai dari binatang laut, dinosaurus, bahkan tengkorak manusia (kalau yang ini jadi inget pelajaran geografi tentang Pitekantropus Erektus hehehe). Daaaan... masih banyak lagi. Pastinya sangat bermanfaat.





Dilantai dua tak kalah serunya. Kalau di lantai satu lebih banyak hal-hal yang berkaitan dengan alam dan kehidupannya. Di lantai dua lebih banyak membahas tentang Sumber Daya Geologi. Baik itu yang berupa Sumber Daya Mineral dan Sumber Daya Air. 

Di dalamnya terdapat macam-macam sumber daya geologi baik itu yang berupa bebatuan, hasil tambang, minyak bumi dan turunan olahannya. Menurut saya, pasti sangat mengasyikkan belajar geografi di tempat ini. Dua jempol untuk penataan dan tata cahaya di lantai 2 ini.



Dari lantai dua kami turun kembali ke lantai satu. Niatnya mau langsung pulang. Tapi sengaja ingin keluar lewat pintu samping. Keliling-keliling, kami malah menemukan ruang auditorium. Penasaran juga karena banyak yang masuk ke ruangan tersebut. 

Kami mengikuti rombongan yang ada di depan kami. Wah ternyata di ruang auditorium sedng diputar film dokumenter tentang terjadinya bumi dan proses terjadinya gempa bumi. Weissss keren... Serasa nonton di bioskop. Ruangan ber-ac, kursi empuk layar proyektor dilengkapi dengan home theater. Wah ngga rugi deh tersesat di ruangan ini.

Ternyata setelah pemutaran film selesai, pintu keluar kami temukan. Alhamdulillah.


Tidak terasa jalan-jalan kali ini hanya menghabiskan empat ribu rupiah pulang pergi. Namun ilmu yang kami dapatkan melebihi itu semua.

2 komentar:

  1. itu lokasinya berdekatan ya? asik banget cuma 4000 rupiah, klo di yen-kan 40 yen hahaha... sumringah deh jalan-jalan cuma habis segitu..
    kapan-kapan pengen ke sana juga :)

    BalasHapus
  2. Iya... tempatnya berdekatan di sepanjang jalan Diponegoro. Sebetulnya masih ada beberapa gedung peninggalan belanda yang lainnya ada gedung dwi warna, ada RRI bandung dll tapi tidak sempat difoto. Yang bikin betah, sepanjang jalannya adem krn terdapat cukup banyak pohon rindang.

    BalasHapus