Sudah seminggu lebih saya tidak nonton televisi. Karena seminggu yang lalu sebuah angin kencang telah mematahkan tiang antena televisi saya. But... its oke. Toh selama ini pun saya termasuk yang jarang nonton televisi.
Acara televisi terakhir yang saya tonton adalah sebuah program baru di Trans7 yang berjudul Negri Kedua. Acara ini berkisah tentang orang asing yang menjadikan Indonesia sebagai negri ke duanya setelah tentu saja negeri asalnya.
Nah, pas yang saya tonton ini adalah seorang bule berkewarganegaraan Swiss yang sudah tinggal selama 20 tahun di Indonesia. Beliau bahkan menikahi wanita Indonesia.
Yang membuat saya salut adalah beliau merupakan tokoh yang mengenalkan kuliner khas Bali ke mancanegara. Namanya...lupa, coz' namanya kurang familiar di telinga ^_____^
Profesi awalnya sebagai kepala chef di sebuah hotel bintang lima di Bali. Saat terjadi krisis moneter, beliau dan ratusan pegawai hotel terpaksa dirumahkan.
Dan perjuangan beratpun dimulai. Menurut beliau, hidupnya sempat berubah drastis. Dulu, sewaktu menjadi kepala chef, semua ada. Kulkas selalu penuh dengan makanan. Namun setelah di PHK, bahkan kulkas pun dia tidak punya.
Berkat dorongan dan semangat dari istri tercinta, dia mampu bertahan. Beliau bahkan sempat kembali ke profesi awalnya, yaitu sebagai fotografer. Beliau membuat buku resep masakan tradisional Bali lengkap dengan foto hasil bidikan kameranya. Beliau juga akhirnya merintis sebuah bisnis yaitu restoran yang menyajikan masakan tradisional Bali.
Yang bikin semakin keren adalah, saat ini restonya sudah berkembang pesat, beliau bahkan membuka kursus memasak bagi wisatawan Mancanegara yang ingin belajar kuliner khas Bali.
Bahkan restoran yang dikelolanya mempunyai sistem daur ulang. Limbah organik digunakan untuk pupuk. Sedangkan limbah cairnya, setelah diolah digunakan untuk menyiram tanaman. Dia bilang, walaupun sedikit lebih mahal namun dia bisa ikut melestarikan lingkungan.
Ssst... itu baru kemajuan di bidang kuliner. Di bidang fotografi, beliau hobi banget memotret puncak gunung saat matahari terbit. Bayangin aja... sudah ada lebih dari 33 gunung di Indonesia yang sudah dia daki. Kereeeeeeen.... Saya aja yang orang Indonesia tulen belum pernah mendaki gunung. Palingan ke gunung Tangkuban Perahu hehehe....
Terakhir, saat ditanya apa arti istri baginya. Dia menjawab... Peran istrinya sangat besar. Beliau juga mengatakan, "Saya punya ini... punya itu.... semua atas dukungan Puji (nama istrinya). Tidak ada Puji, tidak ada ini semua." ucapnya sambil berkaca-kaca. SALUUUUUUUUUT...
Pesan moral yang saya dapatkan dari tayangan ini adalah:
1. Untuk mencapai kesuksesan butuh kerja keras, ketekunan, kesabaran dan strategi.
2. Dukungan orang terdekat ibarat amunisi yang dibutuhkan saat bertempur.
3. Cintai Indonesia, tanah air tercinta yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang tak ternilai harganya
4. Jangan banyak omong. Tapi lakukan...lakukan...dan lakukan.
DO MORE, TALK LESS... gitu laah yaa.. heheee
BalasHapusYupss...Sedikit bicara banyak bekerja (versi Indonesianya) hehehe...
HapusHaturnuhun buat kunjungannya ^_____^
point ke-4...ngena banget dah :D
BalasHapusKena apanya buk hehehe....
HapusNegeri kedua aku suka acara tu uastdzah ,pernah lihat ,malah waktu itu tema nya yayasan hidung merah,yang mencerita kan mahsiswa amerka yang prihtin dengan potret pendidi kan di indonesia ia seorang pemain sirkus juga,dengan keahlian nya ia bisa mengubah sebuah perkampungan kumuh yag nota bene ank-anak nya tidak sekolah menjadi kampung yg ceria ,berprestasi ,sadar akan pendidi kan ,sape-sampe ia pun menjadi muslim demi anak-anak indonesia,smga kita ikuti keteladalan mereka .yg cinta negeri ini.
BalasHapusSayang banget saya ngga nonton :(
HapusYang pasti...saya suka acara NEGERI KEDUA. Semangat mereka patut untuk dicontoh.